I. REGULASI DAN PROSEDUR PENDIRIAN
PERUSAHAAN
1.1. Mempersiapkan data dan dokumen
1.1.1.Untuk
mendirikan perusahaan, berikut adalah data-data yang perlu Anda siapkan;
1)
Opsi Nama Perusahaan (Minimal 3)
2)
Bidang Usaha
3)
Domisili Perusahaan
4)
Nama-Nama Pemegang Saham & KTP
5)
Komposisi Pemegang Saham
6)
Modal Dasar Perusahaan(Minimal
Rp51.000.000)
7)
Modal Disetor (Minimal Rp51.000.000)
8)
Susunan Direksi dan Komisaris
9)
KTP Direktur dan Komisaris
10) NPWP
Direktur
11) Fasfoto
3x4 2 lembar
1.1.2.Berikut
adalah 5 langkah utama atau proses pendirian perusahaan.
1.1.2.1.
membuat
akte perusahaan
Karena perusahaan berbadan hukum maka sangat mutlak
perlu membuat akte perusahaan Anda. Biasanya akte ini berisi informasi tentang
nama perusahaan, bergerak di bidang apa, nama para pemilik modal, modal dasar,
modal disetor, pengurus perusahaan seperti siapa direktur utama, direktur, dan
para komisaris.
1.1.2.2.
mendapatkan
Surat Keterangan Domisili Usaha
Ini Anda dapatkan dari kantor kelurahan atau kantor
kepala desa di mana perusahaan Anda berdomisili. Berdasarkan surat ini, Camat
mengeluarkan surat keterangan yang sama.
Untuk mendapatkan surat keterangan domisili, Anda
memerlukan salinan akte perusahaan Anda. Selain itu, petugas kelurahan kadang
atau sering juga menanya apakah tempat usaha disewa atau milik sendiri. Bila
disewa, mereka menanya copy perjanjian sewa menyewa. Bila milik sendiri, mereka
meminta copy sertifikat tanah dan IMB. Kadang, ada juga yang minta copy bukti
bayar PBB- apakah sudah lunas atau tidak.
Biasanya, mengurus sk domisili dipungut biaya
administrasi. Biaya administrasi ini bervariasi dari satu kelurahan ke
kelurahan lain,
1.1.2.3.
mengurus
NPWP perusahaan.
Untuk mendirikan aperusahaan, NPWP perusahaan adalah
mutlak. Untuk mendapatkan NPWP, Anda memerlukan salinan akte perusahaan dan
surat keterangan domisili.
Ada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah tertentu
meminta copy SK Menteri tentang Pengesahan Akte Pendirian Perusahaan. Ada juga
yang hanya meminta akte dan sk domisili.
Biasanya pembuatan NPWP hanya butuh 1/2 jam. Bila
Anda memasukkan berkas di pagi hari ke kantor pajak, pagi itu juga Anda bisa
mendapat NPWP.
1.1.2.4.
mendapatkan
Surat Keputusan Pengesahan Akte Pendirian Perusahaan dari Departemen Hukum dan
HAM.
Untuk mendapatkan ini, diperlukan salinan akte
perusahaan dan Surat Keterangan Domisili.
1.1.2.5.
mengurus
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
SIUP merupakan bagian dari proses mendirikan PT agar
perusahaan Anda bisa beroperasi. Mengurus SIUP relatif sama di berbagai
tempat.
1.1.2.6.
mengurus
Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
TDP merupakan bagian dari proses pendirian perusahaan.
Biasanya ini diurus setelah Anda mendapatkan SIUP. Pada pemda tertentu, Anda
dapat mengurus SIUP dn TDP sekaligus. Persyaratannya relatif sama untuk
berbagai daerah.
1.1.3.Berikut
adalah dokumen dan informasi yang perlu disiapkan bila Anda mau mendirikan
perusahaan. Berikut adalah dokumen-dokumen dan informasi tersebut:
1) Nama
Perusahaan (Anda siapkan 2 atau 3 nama perusahaan bila pilihan pertama ditolak
Departemen Hukum dan Ham)
2) Bidang
Usaha yang Digeluti
3) Nama-Nama
Pemilik Modal (Minimal Dua Orang)
4) Klasifikasi
Usaha: Kecil (Rp51 Juta - Rp500 Juta), Menengah (Rp501 Juta - Rp10 M), Besar
(Di atas 10 M)
5) Persentase
Kepemilikan Modal
6) Nama
Direktur Utama/Direktur (Pimpinan Tertinggi Perusahaan)
7) Copy
KTP Pemilik Modal
8) Kartu
Keluarga (bila Direktur Utama/Direktur adalah perempuan)
9) NPWP
Direktur Utama/Direktur
10) Foto
Direktur/Direktur Utama ukuran 3x4 2 lembar (4x6 2 lembar untuk wilayah Bogor)
11) Surat
Keterangan Domisili Usaha
12) Copy
Bukti Surat Kepemilikan Tempat Usaha dan PBB atau Bukti Sewa-Menyewa Tempat
Usaha
13) Nomor
Telepon Perusahaan
14) Denah
Lokasi Tempat Usaha (Bila Perusahaan menjadi PKP (Perusahaan Kena Pajak)
Itulah beberapa dokumen umum yang perlu Anda
persiapkan sebagai syarat pendirian perusahaan sebelum Anda mendapatkan akte
perusahaan, NPWP perusahaan, SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dan TDP (Tanda
Daftar Perusahaan).
1.2. Paket Pelayanan Pengurusan
Pendirian Perusahaan
Pelayanan Pengngurusan Pendirian Perusahan dibedakan
menjadi beberapa paket seperti dijelaskan pada tabel berikut.
Berikut adalah dokumen-dokumen yang dibutuhkan
sebagai syarat pendirian perusahaan. Beda paket beda dokumen yang dibutuhkan,
seperti yang bisa Anda lihat pada tabel di bawah ini.
II.
SDM
DAN ORGANISASI PERUSAHAAN
2.1. Tentang Telkom Group
Telkom Group adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi
serta penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia.
Telkom Group melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan rangkaian
lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak
bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan
jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data. Telkom
Group juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan
edutainment, termasuk cloud-based and server-based managed services, layanan
e-Payment dan IT enabler, e-Commerce dan layanan portal lainnya.
2.1.1.Portofolio
bisnis Telkom
Berikut penjelasan portofolio bisnis Telkom:
2.1.1.1.
Telecommunication
Telekomunikasi merupakan bagian bisnis legacy Telkom.
Sebagai ikon bisnis perusahaan, Telkom melayani sambungan telepon kabel tidak
bergerak Plain Ordinary Telephone Service (”POTS”), telepon nirkabel tidak
bergerak, layanan komunikasi data, broadband, satelit, penyewaan jaringan dan
interkoneksi, serta telepon seluler yang dilayani oleh Anak Perusahaan
Telkomsel. Layanan telekomunikasi Telkom telah menjangkau beragam segmen pasar
mulai dari pelanggan individu sampai dengan Usaha Kecil dan Menengah (“UKM”)
serta korporasi.
2.1.1.2.
Information
Layanan informasi merupakan model bisnis yang
dikembangkan Telkom dalam ranah New Economy Business (“NEB”). Layanan ini
memiliki karakteristik sebagai layanan terintegrasi bagi kemudahan proses kerja
dan transaksi yang mencakup Value Added Services (“VAS”) dan Managed Application/IT
Outsourcing (“ITO”), e-Payment dan IT enabler Services (“ITeS”).
2.1.1.3.
Media
Media merupakan salah satu model bisnis Telkom yang
dikembangkan sebagai bagian dari NEB. Layanan media ini menawarkan Free To Air
(“FTA”) dan Pay TV untuk gaya hidup digital yang modern.
2.1.1.4.
Edutainment
Edutainment menjadi salah satu layanan andalan dalam
model bisnis NEB Telkom dengan menargetkan segmen pasar anak muda. Telkom
menawarkan beragam layanan di antaranya Ring Back Tone (“RBT”), SMS Content,
portal dan lain-lain.
2.1.1.5.
Services
Services menjadi salah satu model bisnis Telkom yang
berorientasi kepada pelanggan. Ini sejalan dengan Customer Portfolio Telkom
kepada pelanggan Personal, Consumer/Home, SME, Enterprise, Wholesale, dan
Internasional.
Sebagai perusahaan telekomunikasi, Telkom Group
terus mengupayakan inovasi di sektor-sektor selain telekomunikasi, serta
membangun sinergi di antara seluruh produk, layanan dan solusi, dari bisnis
legacy sampai New Wave Business. Untuk meningkatkan business value, pada tahun
2012 Telkom Group mengubah portofolio bisnisnya menjadi TIMES
(Telecommunication, Information, Media Edutainment & Service). Untuk
menjalankan portofolio bisnisnya, Telkom Group memiliki empat anak perusahaan,
yakni PT. Telekomunikasi Indonesia Selular (Telkomsel), PT. Telekomunikasi
Indonesia International (Telin), PT. Telkom Metra dan PT. Daya Mitra
Telekomunikasi (Mitratel).
2.1.2.Visi
dan Misi
2.1.2.1.
Visi
”Be The King of Digital in The
Region”
2.1.2.2.
Misi
“Lead Indonesian Digital Innovation and
Globalization”
Corporate Culture : The Telkom Way
Basic
Belief
: Always The Best
Core
Values :
Solid, Speed, Smart
Key Behaviours :
Imagine, Focus, Action
2.1.3.Inisiatif
Strategis
·
Pusat keunggulan.
·
Fokus pada portofolio dengan pertumbuhan
atau value yang tinggi.
·
Percepatan ekspansi internasional.
·
Transformasi biaya.
·
Pengembangan IDN (id-Access, id-Ring,
id-Con).
·
Indonesia Digital Solution (“IDS”) –
layanan konvergen pada solusi ekosistem digital.
·
Indonesia Digital Platform (“IDP”) – platform
enabler untuk pengembangan ekosistem.
·
Eksekusi sistem pengelolaan anak
perusahaan terbaik.
·
Mengelola portofolio melalui BoE dan
CRO.
·
Meningkatkan sinergi di dalam Telkom
Group.
2.2. Riwayat Singkat Telkom
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
bisnis kegiatan kami adalah menyelenggarakan jaringan dan layanan
telekomunikasi, informatika serta optimalisasi sumber daya Perusahaan.
Kami merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa
layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia dan karenanya tunduk
pada hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Dengan statusnya sebagai
Perusahaan milik negara yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham, pemegang
saham mayoritas Perusahaan adalah Pemerintah Republik Indonesia sedangkan
sisanya dikuasai oleh publik. Saham Perusahaan diperdagangkan di BEI, NYSE, LSE
dan Public Offering Without Listing (“POWL”) di Jepang. Riwayat singkat
Telkom dari tahun ke tahun dapat dilihat pada bagian “Sejarah Panjang Menempa
Kami”.
2.3. Kegiatan Usaha
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
bisnis kami kegiatan Perusahaan adalah menyelenggarakan jaringan dan layanan
telekomunikasi, informatika serta optimalisasi sumber daya Perusahaan. Untuk
mencapai tujuan tersebut di atas, Perusahaan menjalankan kegiatan usaha yang
meliputi:
2.3.1.
Usaha Utama
a. Merencanakan,
membangun, menyediakan, mengembangkan, mengoperasikan, memasarkan atau
menjual/menyewakan dan memelihara jaringan telekomunikasi dan informatika dalam
arti yang seluas-luasnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Merencanakan,
mengembangkan, menyediakan, memasarkan atau menjual dan meningkatkan layanan
jasa telekomunikasi dan informatika dalam arti yang seluas-luasnya dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.3.2. Usaha
Penunjang
c. Menyediakan
layanan transaksi pembayaran dan pengiriman uang melalui jaringan
telekomunikasi dan informatika.
d. Menjalankan
kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya yang dimiliki
Perusahaan, antara lain pemanfaatan aset tetap dan aset bergerak, fasilitas
sistem informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan dan fasilitas pemeliharaan
dan perbaikan.
Penjelasan mengenai produk dan layanan Perusahaan
dapat dilihat pada bagian “Tinjauan Bisnis – Portofolio Bisnis”.
2.4. Struktur Organisasi Perusahaan
Kami sudah mengadopsi sebuah
pendekatan holding company ke dalam pengelolaan korporasi, yang kami
percaya akan menyediakan productive flexibility bagi seluruh entitas
bisnis kami sesuai dengan karakteristik masing-masing unit.
Dalam rangka implementasi pengelolaan korporasi
dengan berkarakteristik holding company, maka:
1. Peran
corporate office difokuskan pada Corporate Level Strategy (directing strategy,
portfolio strategy dan parenting strategy)
2. Parenting
style disesuaikan dengan karakteristik dan tingkat maturity entitas bisnisnya.
3. Empowerment
entitas bisnis sesuai dengan karakteristiknya.
Untuk itu, pada tahun 2013 kami telah melakukan
beberapa perubahan menyangkut pembidangan pembagian tugas dan wewenang
masing-masing anggota Direksi, sebagai berikut:
1. Kami
merubah pembidangan divisi dari semula di bawah Direktur Enterprise &
Wholesale (“EWS”) menjadi Direktur Enterprise & Business Service yang fokus
pada pengembangan segmen bisnis enterprise dan small medium enterprise.
2. Kami
merubah pembidangan divisi yang semula di bawah Direktur Compliance & Risk
Management (“CRM”) menjadi Direktur Wholesale & International Service yang
fokus pada pengembangan segmen bisnis wholesale. Kami juga mengalihkan tugas
dan wewenang pengelolaan compliance, legal dan risk management ke Head of Compliance,
Risk Management & General Affairs.
3. Kami
merubah pembidangan divisi yang semula Direktur IT, Solution & Strategic
Portfolio (“ITSSP”) menjadi Direktur Innovation & Strategic Portfolio yang
fokus pada upaya inovasi dan pengembangan portofolio bisnis.
4. Kami
merubah pembidangan divisi yang semula Direktur NWS menjadi Direktur Network,
IT & Solution yang fokus pada pengelolaan dan pendayagunakan
infrastructure, IT dan service operation & management, untuk mendukung
upaya pengembangan bisnis yang sudah berjalan (established).
5. Kami
merubah pembidangan divisi yang semula Human Capital & General Affair
menjadi Direktur Human Capital Management yang fokus pada pengelolaan human
capital. Kami juga mengalihkan tugas dan wewenang pengelolaan supply ke Head of
Compliance, Risk Management & General Affairs.
Selain itu untuk mewadahi mekanisme pengelolaan parenting
terhadap seluruh portfolio kami secara Group, maka telah dibentuk Board of
Executive yang beranggotakan seluruh Direksi Telkom dan beberapa Chief of
Business. Chief of Business merupakan sebutan untuk posisi “senior business
expert” yang ditempatkan sejajar dengan Direksi Telkom untuk melaksanakan peran
sebagai penasehat dalam merumuskan keputusan-keputusan corporate level strategy,
mengupayakan harmonisasi hubungan antara entitas anak dengan Telkom sebagai parent.
Nama Direktorat
|
Fungsi dan Wewenang
|
Direktorat
NITS
|
Fokus
pada pengelolaan infrastructure strategy & governance, IT Strategy &
Governance, and Solution serta pengelolaan pendayagunaan IT dan service
operation & management, dalam rangka dukungan upaya eksploitasi bisnid
yang sudah mapan dan pengendalian operasional infrastruktur melalui Divisi
Network of Broadband Information System Center, Divisi Wireless Broadband
serta Divisi Broadband.
|
Direktorat
ISP
|
Fokus
pada pengelolaan fungsi Corporate Strategic Planning, Strategic Business
Development, Innovation Strategy & Synergy serta pengendalian operasi
unit-unit: Divisi Solution Convergence dan Innovation & Design Center.
|
Direktorat
CONS
|
Fokus
dalam pengelolaan bisnis segmen konsumer serta pengendalian operasi Divisi
Consumer Services
|
Direktorat
EBIS
|
Fokus
pada pengelolaan bisnis segmen enterprise & small medium enterprise serta
pengelolaan Divisi Enterprise Services dan Divisi Business Services.
|
Direktorat
WINS
|
Fokus
pada pengelolaan fungsi penanganan bisnis segmen wholesale dan international,
serta pengendalian operasional Divisi Wholesale Services.
|
Direktorat
HCM
|
Fokus
pada manajemen SDM Perusahaan serta penyelenggaraan operasional SDM secara
terpusat melalui unit Human Capital Center, serta pengendalian operasi unit
Telkom Corporate University Center, Assessment Center Indonesia serta
Community Development Center.
|
Direktorat
KEU
|
Fokus
pada pengelolaan keuangan perusahaan serta mengendalikan operasi keuangan
secara terpusat melalui unit Finance, Billing & Collection Center.
|
2.5. Sumber Daya Manusia
“Kami
secara bertahap telah mengirimkan talent-talent
dalam GTP agar mereka mempunyai global exposure dan global experience sehingga
dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan berskala internasional.”
Dalam upaya memenangkan kompetisi global, kami
secara berkesinambungan mengembangkan profesionalisme Sumber Daya Manusia
(“SDM”) melalui program sertifikasi dan program global talent. Hal ini sebagai
bentuk dalam menghadapi ASEAN Economic Community (“AEC”) pada tahun 2015
mendatang. Kami memahami keberadaan SDM memiliki peran dan posisi strategis
dalam upaya pencapaian visi menjadi perusahaan berstandar global. Untuk itulah
kami terus mengembangkan SDM yang ada sekaligus membangun hubungan
ketenagakerjaan yang baik dengan para karyawan.
2.5.1.
Profil
SDM
Kami memiliki 25,011 orang karyawan per tanggal 31
Desember 2013, yang terdiri dari 17,881 karyawan Telkom dan 7,130 karyawan di
entitas anak. Jumlah ini menurun 2.6% dibandingkan dengan posisi per 31
Desember 2012, sejalan dengan berlanjutnya program multi exit sebagai
bagian dari upaya revitalisasi dan penigkatan efisiensi SDM Telkom sejak tahun
2002.
2.5.1.1.
Profil
karyawan berdasarkan posisi jabatan
2.5.1.2.
Profil
karyawan berdasarkan tingkat pendidikan
2.5.1.3.
Profil
karyawan berdasarkan usia
2.5.2.
Pengelolaan
SDM
Kami telah menyusun Human Capital Master Plan
untuk mengoptimalkan potensi human capital yang ada di Telkom Group.
Penyusunan Human Capital Master Plan dilakukan secara terpadu dengan
merujuk pada perencanaan korporasi jangka panjang maupun tahunan serta strategi
bisnis masing-masing perusahaan yang tergabung di Telkom Group. Penyusunan Human
Capital Master Plan juga didasarkan pada analisis penawaran dan permintaan
yang akurat serta terukur, yaitu dengan menggunakan referensi data acuan,
terutama acuan rasio produktivitas pada beberapa Perusahaan sejenis.
Informasi yang ada dalam Human Capital Master
Plan Telkom Group terdiri dari:
Proyeksi mengenai jumlah human capital yang
dihitung berdasarkan portofolio bisnis selama periode lima tahun ke depan.
Proyeksi tentang komposisi human capital
secara rinci dengan mengacu pada komposisi job stream, pendidikan, usia
dan jabatan.
Rencana ketenagakerjaan yang berisi rencana SDM
tahunan di masing-masing Perusahaan yang termasuk jajaran Telkom Group.
Penyusunan Human Capital Master Plan Telkom
Group yang terpadu membantu Perusahaan dalam:
memproyeksikan kebutuhan human capital secara
tepat, baik dari sisi jumlah dan kompetensinya;
menyusun rencana pengalokasian karyawan dan rencana
pengembangan karir; dan
mengukur produktivitas human capital.
Pemenuhan kebutuhan SDM serta infrastruktur terkait
dilakukan dengan berdasar pada prinsip sinergi dan optimalisasi sumber daya
internal yang ada di jajaran Telkom Group.
Strategi pengelolaan SDM kami menekankan pada harmonisasi jumlah dan kompetensi SDM searah dengan portofolio bisnis yang semakin fokus pada TIMES. Kami juga berupaya meningkatkan sinergi dan efisiensi di antara Perusahaan di jajaran Telkom Group dan terus menekankan penerapan nilai-nilai Perusahaan yang telah ditetapkan. Upaya ini diimplementasikan dengan menyusun rencana pengalokasian karyawan untuk lima tahun ke depan dan rencana ketenagakerjaan setiap tahun agar dapat memberikan informasi yang lebih akurat untuk mendukung kemajuan usaha perusahaan.
Rencana pengalokasian karyawan disusun paling lambat pada triwulan keempat setiap tahun dan berlaku selama satu tahun ke depan. Rencana pengalokasian karyawan berisi berbagai informasi diantaranya: nama posisi yang sudah, atau sedang dan akan dijabat oleh karyawan; layer posisi; job stream; lokasi kerja; jumlah formasi; rencana pengaturan karyawan tiap bulan termasuk promosi, mutasi, status penugasan (berjangka waktu/tidak berjangka waktu); dan mutasi masuk dan keluar (in/out).
Rencana ketenagakerjaan disusun dengan mengidentifikasi kebutuhan karyawan, yang mengacu pada Human Capital Plan atau Rolling Human Capital Plan Telkom Group. Fokus dari rencana ketenagakerjaan adalah pada peningkatan produktivitas dan efisiensi dengan merujuk pada acuan yang kompetitif. Kami berharap dapat meningkatkan efisiensi dengan mengurangi jumlah tenaga kerja yang ada di samping tetap melakukan rekrutmen sekitar 20% dari jumlah karyawan yang keluar.
Rencana ketenagakerjaan mencakup penjelasan mengenai profil sumber daya yang dihitung berdasarkan aktivitas bisnis dari tiap perusahaan di jajaran Telkom Group, serta penjelasan berdasarkan pekerjaan, posisi, umur dan latar belakang pendidikan.
Strategi pengelolaan SDM kami menekankan pada harmonisasi jumlah dan kompetensi SDM searah dengan portofolio bisnis yang semakin fokus pada TIMES. Kami juga berupaya meningkatkan sinergi dan efisiensi di antara Perusahaan di jajaran Telkom Group dan terus menekankan penerapan nilai-nilai Perusahaan yang telah ditetapkan. Upaya ini diimplementasikan dengan menyusun rencana pengalokasian karyawan untuk lima tahun ke depan dan rencana ketenagakerjaan setiap tahun agar dapat memberikan informasi yang lebih akurat untuk mendukung kemajuan usaha perusahaan.
Rencana pengalokasian karyawan disusun paling lambat pada triwulan keempat setiap tahun dan berlaku selama satu tahun ke depan. Rencana pengalokasian karyawan berisi berbagai informasi diantaranya: nama posisi yang sudah, atau sedang dan akan dijabat oleh karyawan; layer posisi; job stream; lokasi kerja; jumlah formasi; rencana pengaturan karyawan tiap bulan termasuk promosi, mutasi, status penugasan (berjangka waktu/tidak berjangka waktu); dan mutasi masuk dan keluar (in/out).
Rencana ketenagakerjaan disusun dengan mengidentifikasi kebutuhan karyawan, yang mengacu pada Human Capital Plan atau Rolling Human Capital Plan Telkom Group. Fokus dari rencana ketenagakerjaan adalah pada peningkatan produktivitas dan efisiensi dengan merujuk pada acuan yang kompetitif. Kami berharap dapat meningkatkan efisiensi dengan mengurangi jumlah tenaga kerja yang ada di samping tetap melakukan rekrutmen sekitar 20% dari jumlah karyawan yang keluar.
Rencana ketenagakerjaan mencakup penjelasan mengenai profil sumber daya yang dihitung berdasarkan aktivitas bisnis dari tiap perusahaan di jajaran Telkom Group, serta penjelasan berdasarkan pekerjaan, posisi, umur dan latar belakang pendidikan.
2.5.2.1.
Rekrutmen
SDM
Pelaksanaan rekrut SDM kami dilakukan dengan
mengoptimalkan sumber daya internal melalui sinergi di jajaran Telkom Group
dengan tujuan mengedepankan efisiensi dalam hal biaya pergantian karyawan di
masing-masing perusahaan, serta untuk mendapatkan kandidat terbaik sesuai
kualifikasi yang dibutuhkan. Selain itu, sinergi ini dengan sendirinya juga
memfasilitasi pengembangan karir setiap karyawan di jajaran Telkom Group. Jika
dimungkinkan, kebutuhan karyawan akan dipenuhi oleh kandidat yang berasal dari
dalam.
Untuk rekrutmen dari ekstenal, kami bermaksud memperbaiki komposisi karyawan dari segi usia dan pendidikan. Oleh karena itu rekrut dari eksternal kami fokus pada rekrutasi fresh graduate dengan pendidikan strata-1 dan strata-2 dengan bidang studi yang sejalan dengan portofolio bisnis. Kami mencari talent yang memiliki softskill dan hardskill yang hebat untuk menjadi future leader perusahaan.
Pelaksanaan rekrutasi tahun 2013 telah dilakukan sebanyak tiga kali melalui sumber job fair. Lingkup pelaksanaan sinergi meliputi:
Untuk rekrutmen dari ekstenal, kami bermaksud memperbaiki komposisi karyawan dari segi usia dan pendidikan. Oleh karena itu rekrut dari eksternal kami fokus pada rekrutasi fresh graduate dengan pendidikan strata-1 dan strata-2 dengan bidang studi yang sejalan dengan portofolio bisnis. Kami mencari talent yang memiliki softskill dan hardskill yang hebat untuk menjadi future leader perusahaan.
Pelaksanaan rekrutasi tahun 2013 telah dilakukan sebanyak tiga kali melalui sumber job fair. Lingkup pelaksanaan sinergi meliputi:
Pelaksanaan job fair/career days.
Pelaksanaan bersama seleksi tahap I (Psikotes).
Pemanfaatan bersama atas database kandidat.
Inisiatif sinergi di bidang rekrutmen lainnya.
Pada tahun 2013, kami telah merekrut karyawan baru
sebanyak 838 orang.
2.5.2.2.
Pengembangan
Kompetensi SDM
2.5.2.2.1.
Competency Based Human Resources
Management (”CBHRM”)
Kami telah menetapkan strategi pengembangan
kompetensi human capital yang dituangkan dalam Human Capital Master Plan,
yang senantiasa diperbaharui setiap tahunnya guna menyesuaikan dengan dinamika
bisnis Perusahaan. Pelaksanaannya juga diselaraskan dengan strategi bisnis yang
berdasarkan kepada Corporate Strategic Scenario (“CSS”), Master Plan
for Human Capital (“MPHC”), Human Capital Development Plan (“HCD
Plan”), transformasi organisasi serta kondisi keuangan Perusahaan.
Kami menerapkan pendekatan CBHRM dalam rangka penilaian terhadap kompetensi SDM yang ada. Model CBHRM terdiri atas Core Competency (values), Generic Competency (Personal Quality), dan Specific Competency (Skill & Knowledge). Ketiga model ini dikembangkan dan disempurnakan untuk mendukung penilaian kemampuan pegawai secara adil dan transparan.
Kami memiliki direktori kompetensi yang memuat daftar kompetensi yang diperlukanPerusahaan, yang senantiasa diperbaharui agar mampu menyesuaikan dengan dinamika lingkungan bisnis, termasuk jenis-jenis kompetensi skill & knowledge yang sesuai dengan perubahan portofolio bisnis menjadi TIMES.
Pengembangan kompetensi karyawan dititikberatkan pada hal-hal berikut ini:
Kami menerapkan pendekatan CBHRM dalam rangka penilaian terhadap kompetensi SDM yang ada. Model CBHRM terdiri atas Core Competency (values), Generic Competency (Personal Quality), dan Specific Competency (Skill & Knowledge). Ketiga model ini dikembangkan dan disempurnakan untuk mendukung penilaian kemampuan pegawai secara adil dan transparan.
Kami memiliki direktori kompetensi yang memuat daftar kompetensi yang diperlukanPerusahaan, yang senantiasa diperbaharui agar mampu menyesuaikan dengan dinamika lingkungan bisnis, termasuk jenis-jenis kompetensi skill & knowledge yang sesuai dengan perubahan portofolio bisnis menjadi TIMES.
Pengembangan kompetensi karyawan dititikberatkan pada hal-hal berikut ini:
Pengembangan Character yang didasarkan pada budaya
perusahaan The Telkom Way yang berlandaskan pada filosofi To be The Best
(Ihsan), Principle to be The Star (Solid, Speed, Smart) dan
Practices to be the Winner (Imagine, Focus, Action).
Pengembangan Competence yang berstandar
global.
Pengembangan Chiefship (Leadership)
yang didasarkan pada Telkom Leadership Architecture yang berlandaskan
prinsip Lead by Heart dan Manage by Head.
Menyusul transformasi bisnis Perusahaan yang
terfokus pada bisnis TIMES, penguatan kompetensi SDM dilakukan dengan pelatihan
dan pendidikan yang bersifat perubahan kompetensi dan pengembangan kompetensi,
baik yang terkait langsung maupun tidak langsung terhadap strategi bisnis dan
operasional. Pelatihan untuk perubahan kompetensi bertujuan untuk menyiapkan
kompetensi karyawan agar mampu menyikapi perubahan telekomunikasi berbasis TDM
menjadi telekomunikasi berbasis IP dan kompetensi IMES. Sementara itu,
pelatihan untuk pengembangan kompetensi bertujuan untuk menyiapkan karyawan
dengan kompetensi tertentu guna mendukung portofolio bisnis Perusahaan.
Selama 2013, fokus program pelatihan dan pendidikan bagi karyawan yang kami selenggarakan meliputi di bidang teknologi, pemasaran dan manajemen telekomunikasi, informasi bisnis dan pengembangan bisnis new wave untuk mendukung terwujudnya visi Telkom menjadi market leader dalam penyelenggaraan TIMES. Pelatihan ini diselenggarakan di Telkom Corporate University serta di berbagai lembaga pendidikan/pelatihan eksternal terkemuka.
Untuk meningkatkan kerja sama unit bisnis Telkom Group dan untuk efisiensi biaya dilakukan sinergi Telkom Group yang meliputi kerja sama program, kerja sama partisipan, maupun kerja sama di bidang fasilitas.
Kemudian guna menciptakan pemimpin masa depan, disediakan program pengembangan kepemimpinan yang telah diikuti oleh 897 karyawan, meliputi program:
Selama 2013, fokus program pelatihan dan pendidikan bagi karyawan yang kami selenggarakan meliputi di bidang teknologi, pemasaran dan manajemen telekomunikasi, informasi bisnis dan pengembangan bisnis new wave untuk mendukung terwujudnya visi Telkom menjadi market leader dalam penyelenggaraan TIMES. Pelatihan ini diselenggarakan di Telkom Corporate University serta di berbagai lembaga pendidikan/pelatihan eksternal terkemuka.
Untuk meningkatkan kerja sama unit bisnis Telkom Group dan untuk efisiensi biaya dilakukan sinergi Telkom Group yang meliputi kerja sama program, kerja sama partisipan, maupun kerja sama di bidang fasilitas.
Kemudian guna menciptakan pemimpin masa depan, disediakan program pengembangan kepemimpinan yang telah diikuti oleh 897 karyawan, meliputi program:
Kepemimpinan Tingkat Dasar (Emerging Leaders
Development Program, First Line Development Program, Coaching for Supervisor);
Kepemimpinan Tingkat Menengah (Managerial
Development Program, Coaching for Manager, 4DX Certification); dan
Kepemimpinan Tingkat Senior (Executive
Development Program, Commissionership Executive Program, Directorship Executive
Program).
Penetapan keikutsertaan karyawan dalam keseluruhan
program pengembangan kompetensi tersebut ditentukan oleh kebutuhan Perusahaan
dan karyawan dengan memperhatikan kesetaraan gender dan persamaaan kesempatan
kepada seluruh karyawan.
Upaya lain yang dilakukan perusahaan untuk mengembangkan kompetensi karyawan juga termasuk fasilitas Knowledge Management dimana setiap karyawan berkesempatan untuk bertukar ide, konsep dan berbagi informasi melalui artikel yang dapat diakses oleh semua karyawan.
Agar karyawan tergerak mengikuti jalur pengembangan kompetensi Perusahaan, kami telah menerapkan sistem penilaian yang obyektif atas kinerja karyawan. Penilaian atas kinerja masing-masing karyawan terkait dua aspek, yaitu aspek hasil, berdasarkan sasaran kerja individu dan aspek proses, berdasarkan kompetensi-kompetensi yang dipersyaratkan. Pelaksanaannya dilakukan secara online terhadap sejumlah indikator perilaku terkait yang ditunjukkan oleh karyawan saat bekerja (demonstrated behavior).
Upaya lain yang dilakukan perusahaan untuk mengembangkan kompetensi karyawan juga termasuk fasilitas Knowledge Management dimana setiap karyawan berkesempatan untuk bertukar ide, konsep dan berbagi informasi melalui artikel yang dapat diakses oleh semua karyawan.
Agar karyawan tergerak mengikuti jalur pengembangan kompetensi Perusahaan, kami telah menerapkan sistem penilaian yang obyektif atas kinerja karyawan. Penilaian atas kinerja masing-masing karyawan terkait dua aspek, yaitu aspek hasil, berdasarkan sasaran kerja individu dan aspek proses, berdasarkan kompetensi-kompetensi yang dipersyaratkan. Pelaksanaannya dilakukan secara online terhadap sejumlah indikator perilaku terkait yang ditunjukkan oleh karyawan saat bekerja (demonstrated behavior).
2.5.2.2.2. Telkom
CorpU
Dalam mengaplikasikan value perusahaan yakni commitment
to long term dan caring meritocracy, kami melakukan investasi pada
aspek SDM (invest in people). Untuk merealisasikannya, maka pembinaan
pimpinan (leader) dan karyawan (people) merupakan strategic
initiative pertama dan utama yang diformulasikan sebagai “Center of
Excellence”. Sebagai upaya mewujudkan center of excellence tersebut,
maka pada tanggal 28 September 2012 dibentuklah Telkom Corporate University
(“Telkom CorpU”) yang diharapkan dapat menciptakan suatu sistem yang dapat
melahirkan leader dan people yang unggul. Adapun fungsi utama
Telkom CorpU sebagai center of excellence ada tiga yaitu:
Center of chiefship
(creating great leader)
Telkom CorpU diharapkan mampu melahirkan leader-leader masa depan yang semakin berkualitas dan berkelas internasional, yang secara berkesinambungan mampu melakukan estafet kepemimpinannya sesuai tuntutan jaman. Kami meyakini bahwa leader yang berhasil, akan mampu melahirkan leader-leader berikutnya yang jauh lebih berhasil. Dengan demikian, melalui Telkom CorpU ini maka akan terjadi kaderisasi yang sukses.
Telkom CorpU diharapkan mampu melahirkan leader-leader masa depan yang semakin berkualitas dan berkelas internasional, yang secara berkesinambungan mampu melakukan estafet kepemimpinannya sesuai tuntutan jaman. Kami meyakini bahwa leader yang berhasil, akan mampu melahirkan leader-leader berikutnya yang jauh lebih berhasil. Dengan demikian, melalui Telkom CorpU ini maka akan terjadi kaderisasi yang sukses.
Center of competence
(creating great people)
Telkom CorpU diharapkan mampu menghasilkan people yang berkualitas tinggi dan tangguh, karena people inilah yang sangat berperan dalam keberhasilan Perusahaan.
Telkom CorpU diharapkan mampu menghasilkan people yang berkualitas tinggi dan tangguh, karena people inilah yang sangat berperan dalam keberhasilan Perusahaan.
Center of certification
(creating global standard)
Telkom CorpU diharapkan mampu mencetak SDM dengan global standard. Setiap program pengembangan leadership dan kompetensi harus memiliki standar internasional dan setiap lulusannya memiliki sertifikasi dengan standar internasional.
Telkom CorpU diharapkan mampu mencetak SDM dengan global standard. Setiap program pengembangan leadership dan kompetensi harus memiliki standar internasional dan setiap lulusannya memiliki sertifikasi dengan standar internasional.
Global Talent Program, yang selanjutnya disebut GTP
adalah penugasan khusus kepada karyawan bertalenta untuk dibentuk menjadi great
people yang bertujuan untuk memenangkan persaingan dan mencapai
sasaran-sasaran bisnis perusahaan melalui pengalaman penugasan internasional
dan Sertifikasi. Program yang sudah diinisiasi sejak tahun 2012 ini diharapkan
dapat menghasilkan talent-talent yang kredibel dan mampu bersaing dengan
perusahaan-perusahaan internasional. Program ini diawali dengan proses
rekrutmen berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, pencocokan Profil talent
dengan penugasan kerja, pembekalan awal sebelum penugasan (pre-departure),
penugasan baik di dalam maupun di luar negeri, ujian akhir serta penempatan
akhir.
Kami secara bertahap telah mengirimkan talent-talent dalam GTP agar mereka mempunyai global exposure dan global experience sehingga dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan berskala internasional. Pada tahun 2013 ini kami telah mengirimkan sebanyak 1.010 orang ke 25 negara.
Program Telkom CorpU lainnya pada tahun 2013 yaitu international certification di berbagai bidang bagi 1.471 orang.
Kami secara bertahap telah mengirimkan talent-talent dalam GTP agar mereka mempunyai global exposure dan global experience sehingga dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan berskala internasional. Pada tahun 2013 ini kami telah mengirimkan sebanyak 1.010 orang ke 25 negara.
Program Telkom CorpU lainnya pada tahun 2013 yaitu international certification di berbagai bidang bagi 1.471 orang.
2.5.2.2.3. Remunerasi
Karyawan
Kami memberikan paket remunerasi yang kompetitif
sesuai dengan harga pasar, yang terdiri dari gaji pokok dan tunjangan, benefit
serta insentif dan bonus yang dikaitkan dengan kinerja dan berbagai fasilitas
termasuk fasilitas kesehatan bagi karyawan dan keluarganya. Kami juga
menyediakan program pensiun dan program kesehatan paska kerja. Paket remunerasi
ini senantiasa dievaluasi agar pergerakan gaji karyawan sesuai dengan harga
pasar.
Untuk pemberian bonus, kami telah melakukan pencatatan (accrued) dalam tahun berjalan namun baru akan mendistribusikannya pada tahun berikutnya. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kami telah membayarkan bonus tahunan berkisar antara Rp326,9 miliar sampai Rp513,9 miliar. Terkait pemberian bonus tahun 2013, kami akan berpegang pada penyelesaian audit atas Laporan Keuangan 2013 serta persetujuan dari RUPS. Entitas anak juga memberikan paket remunerasi yang kompetitif bagi karyawannya.
Untuk pemberian bonus, kami telah melakukan pencatatan (accrued) dalam tahun berjalan namun baru akan mendistribusikannya pada tahun berikutnya. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kami telah membayarkan bonus tahunan berkisar antara Rp326,9 miliar sampai Rp513,9 miliar. Terkait pemberian bonus tahun 2013, kami akan berpegang pada penyelesaian audit atas Laporan Keuangan 2013 serta persetujuan dari RUPS. Entitas anak juga memberikan paket remunerasi yang kompetitif bagi karyawannya.
2.5.2.2.4. Penghargaan
Karyawan
Setiap tahun, secara simultan kami memberikan
beberapa bentuk penghargaan sebagai apresiasi terhadap karyawan yang
berprestasi dalam mendukung pencapaian target bisnis. Pemberian penghargaan
diatur dalam kebijakan Telkom Employee Reward yang diberikan secara
individual dan kelompok dalam berbagai jenis dan bentuk sesuai dengan tingkat
kepentingan Perusahaan yang meliputi pemberian apresiasi berupa kesempatan
melaksanakan ziarah/ibadah keagamaan, benchmarking ke industri telekomunikasi
dan perusahaan berskala global, serta kesempatan mengikuti seminar
internasional, dan pemberian insentif khusus. Program penghargaan juga
dilakukan oleh perusahaan di jajaran Telkom Group dalam rangka memotivasi
karyawan mereka.
2.5.2.2.5. Pelayanan
SDM Berbasis TI
Untuk memfasilitasi proses kerja seluruh karyawan,
kami membangun infrastruktur komunikasi yang terintegrasi untuk mempermudah
koordinasi kebijakan dan sosialisasi strategi bisnis Perusahaan antara pembuat
kebijakan, pengelola SDM dan karyawan. Infrastruktur tersebut adalah website
Human Capital & General Affairs yang dapat diakses oleh karyawan yang
ingin mengetahui berbagai kebijakan dan informasi lain terkait pengelolaan dan
pengembangan SDM.
Pengembangan aplikasi SDM dirancang untuk memenuhi kebutuhan Telkom Group yaitu IHCMS Telkom Group (Integrated Human Capital Management System Telkom Group). Layanan-layanan SDM berbasis TI terdiri dari Sasaran Kerja Individu (“SKI”) online, absensi online, Surat Perintah Perjalanan Dinas (“SPPD”) online, cuti online, career online dan Setoran Pajak Tahunan/Surat Pemberitahuan (“SPT”) online. Kami juga menerapkan berbagai aplikasi TI seperti proses otomatisasi bisnis Perusahaan baik berupa nota dinas elektronik, virtual meeting, shared files, online survei, dan intranet. Dalam penerapan program “Go Green” , kami mengganti pengadministrasian SDM dengan aplikasi Employee Self Service (“ESS”).
Pada prinsipnya kami telah menerapkan “Go Green”, yaitu administrasi SDM telah digantikan oleh aplikasi ESS (Employee Self Service), sehingga bisa dikategorikan Paperless Office
Pengembangan aplikasi SDM dirancang untuk memenuhi kebutuhan Telkom Group yaitu IHCMS Telkom Group (Integrated Human Capital Management System Telkom Group). Layanan-layanan SDM berbasis TI terdiri dari Sasaran Kerja Individu (“SKI”) online, absensi online, Surat Perintah Perjalanan Dinas (“SPPD”) online, cuti online, career online dan Setoran Pajak Tahunan/Surat Pemberitahuan (“SPT”) online. Kami juga menerapkan berbagai aplikasi TI seperti proses otomatisasi bisnis Perusahaan baik berupa nota dinas elektronik, virtual meeting, shared files, online survei, dan intranet. Dalam penerapan program “Go Green” , kami mengganti pengadministrasian SDM dengan aplikasi Employee Self Service (“ESS”).
Pada prinsipnya kami telah menerapkan “Go Green”, yaitu administrasi SDM telah digantikan oleh aplikasi ESS (Employee Self Service), sehingga bisa dikategorikan Paperless Office
2.5.2.2.6. Program
Pensiun
Usia pensiun untuk seluruh karyawan kami adalah 56
tahun. Kami memiliki dua program pensiun, yaitu
Program Pensiun Manfaat Pasti (“PPMP”) yang
ditujukan bagi karyawan tetap yang direkrut sebelum tanggal 1 Juli 2002, dan
Program Pensiun Iuran Pasti (“PPIP”) yang berlaku
bagi karyawan tetap lainnya.
2.5.2.2.7. Program
Pensiun Manfaat Pasti (“PPMP”)
Perhitungan pensiun bagi peserta PPMP didasarkan
atas masa kerja, dan besaran gaji dasar pada saat pensiun. Manfaat Pensiun
dibayarkan kepada karyawan setelah mereka berhenti bekerja dan dapat dialihkan
kepada tanggungan jika karyawan tersebut meninggal. Dana Pensiun Telkom
bertugas mengelola program ini dan sumber utama pendanaan. Dana Pensiun Telkom
berasal dari iuran karyawan dan Perusahaan. Partisipasi karyawan dalam program
ini sebesar 18% dari gaji pokok (sebelum bulan Maret 2003, tingkat kontribusi
karyawan adalah sebesar 8,4%) sedangkan Perusahaan memberikan kontribusi
sisanya. Minimum manfaat pensiun bulanan untuk karyawan yang pensiun sekitar
Rp425.000 setiap bulannya. Kontribusi kami kepada Dana Pensiun Telkom mencapai
Rp187 miliar, Rp186 miliar dan Rp182 miliar masing-masing untuk tahun-tahun
yang berakhir 31 Desember, 2011, 2012 dan 2013.
Telkomsel juga melaksanakan PPMP bagi karyawannya. Dengan program ini, karyawan berhak mendapatkan manfaat pensiun yang dihitung berdasarkan gaji dasar atau gaji bersih terakhir yang diterima, dan masa bakti karyawan. PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mengelola program ini berdasarkan kontrak asuransi tahunan. Hingga tahun 2004, kontribusi karyawan kepada program ini adalah sebesar 5% dari gaji yang dibayarkan bulanan sementara Telkomsel membayar sisa kontribusi yang ditetapkan. Sejak tahun 2005, kontribusi terhadap program dilakukan sepenuhnya oleh Telkomsel. Infomedia juga menyelenggarakan PPMP bagi karyawannya.
Telkomsel juga melaksanakan PPMP bagi karyawannya. Dengan program ini, karyawan berhak mendapatkan manfaat pensiun yang dihitung berdasarkan gaji dasar atau gaji bersih terakhir yang diterima, dan masa bakti karyawan. PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mengelola program ini berdasarkan kontrak asuransi tahunan. Hingga tahun 2004, kontribusi karyawan kepada program ini adalah sebesar 5% dari gaji yang dibayarkan bulanan sementara Telkomsel membayar sisa kontribusi yang ditetapkan. Sejak tahun 2005, kontribusi terhadap program dilakukan sepenuhnya oleh Telkomsel. Infomedia juga menyelenggarakan PPMP bagi karyawannya.
2.5.2.2.8. Program
Pensiun Iuran Pasti (“PPIP”)
Kami menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti
bagi karyawan tetap yang direkrut sejak tanggal 1 Juli 2002. PPIP dikelola oleh
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (“DPLK”), dimana karyawan dapat memilih di antara
berbagai DPLK yang menyelenggarakan program ini. Kontribusi tahunan kami
terhadap PPIP ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari gaji dasar
karyawan peserta, yaitu mencapai Rp5 miliar, Rp5 miliar dan Rp6 miliar
masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011, 2012 dan 2013.
Untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih efektif dan kompetitif, kami juga memiliki program Pensiun Dini (“Pendi”). Program ini sejalan dengan pelaksanaan Human Capital Master Plan 2013-2017 yang diperkirakan akan mengurangi jumlah karyawan Telkom sebanyak 1.548 karyawan. Program ini ditawarkan secara sukarela kepada karyawan yang dianggap telah memenuhi persyaratan tertentu terkait pendidikan, usia, jabatan dan kinerja. Sejak tahun 2002 hingga 31 Desember 2013, kami telah mengeluarkan dana sebesar Rp7,3 triliun sebagai kompensasi bagi 14.195 karyawan yang mengikuti program ini. Pada tahun 2013, kami tidak melaksanakan program pensiun dini.
Untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih efektif dan kompetitif, kami juga memiliki program Pensiun Dini (“Pendi”). Program ini sejalan dengan pelaksanaan Human Capital Master Plan 2013-2017 yang diperkirakan akan mengurangi jumlah karyawan Telkom sebanyak 1.548 karyawan. Program ini ditawarkan secara sukarela kepada karyawan yang dianggap telah memenuhi persyaratan tertentu terkait pendidikan, usia, jabatan dan kinerja. Sejak tahun 2002 hingga 31 Desember 2013, kami telah mengeluarkan dana sebesar Rp7,3 triliun sebagai kompensasi bagi 14.195 karyawan yang mengikuti program ini. Pada tahun 2013, kami tidak melaksanakan program pensiun dini.
2.5.2.2.9. Program
Pelayanan Kesehatan
a. Pengelolaan
Kesehatan Karyawan
Kami percaya bahwa peningkatan kesejahteraan karyawan diharapkan berdampak pada perbaikan produktivitas perusahaan. Untuk itu, kami menyediakan layanan kesehatan bagi karyawan dan pensiunan beserta keluarga intinya yang dikelola oleh Yayasan Kesehatan (“Yakes”). Hingga 31 Desember 2013, total karyawan dan pensiunan beserta keluarga intinya yang menjadi peserta layanan kesehatan Yakes mencapai 113,629 orang.
Kami percaya bahwa peningkatan kesejahteraan karyawan diharapkan berdampak pada perbaikan produktivitas perusahaan. Untuk itu, kami menyediakan layanan kesehatan bagi karyawan dan pensiunan beserta keluarga intinya yang dikelola oleh Yayasan Kesehatan (“Yakes”). Hingga 31 Desember 2013, total karyawan dan pensiunan beserta keluarga intinya yang menjadi peserta layanan kesehatan Yakes mencapai 113,629 orang.
b. Pelayanan
Kesehatan Pasca Kerja
Perhatian Perusahaan terhadap kesejahteraan juga berlanjut hingga karyawan memasuki masa pensiun, yaitu di antaranya dengan menyediakan jaminan kesehatan untuk seluruh karyawan yang telah pensiun, termasuk istri atau suami dan anak. Kami menyediakan dua jenis pendanaan untuk jaminan kesehatan pensiun, yakni:
Perhatian Perusahaan terhadap kesejahteraan juga berlanjut hingga karyawan memasuki masa pensiun, yaitu di antaranya dengan menyediakan jaminan kesehatan untuk seluruh karyawan yang telah pensiun, termasuk istri atau suami dan anak. Kami menyediakan dua jenis pendanaan untuk jaminan kesehatan pensiun, yakni:
Bagi karyawan yang diangkat sebagai calon pegawai
sebelum tanggal 1 November 1995 dan memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun,
mereka berhak mengikuti jaminan layanan kesehatan yang dikelola oleh Yakes.
Kontribusi Perusahaan terhadap pelaksanaan program ini sebesar Rp361 miliar,
Rp300 miliar dan Rp301 miliar masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011, 2012 dan 2013.
Bagi semua karyawan tetap lainnya, mereka memperoleh
layanan kesehatan dalam bentuk tunjangan asuransi. Kami memberikan kontribusi
sebesar Rp19 miliar, Rp18 miliar dan Rp17 miliar masing-masing untuk
tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2012 dan 2013 untuk
menjalankan program ini.
Entitas anak memberikan tunjangan kesehatan melalui
program jaminan kesehatan yang disponsori oleh pemerintah yang dikenal sebagai
Jamsostek.
2.5.2.2.10. Pengelolaan
Hubungan Karyawan dengan Manajemen
Merujuk pada Keputusan Presiden No.83 tahun 1998
tentang Ratifikasi Konvensi ILO No.87 tahun 1948 mengenai Kebebasan Berserikat
dan Perlindungan atas Hak Membentuk Organisasi, beberapa karyawan kami
mendirikan “Serikat Karyawan Telkom” atau “SEKAR”. Hingga 31 Desember 2013,
SEKAR beranggotakan 16,283 karyawan atau 91.1% dari jumlah karyawan dalam
status bekerja di Telkom dan dipekerjakan di joint venture company (“JVC”).
Sesuai dengan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.16/MEN/XI/2011 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan Serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama (“PKB”), SEKAR berhak mewakili karyawan dalam perundingan PKB dengan manajemen Perusahaan. Saat ini PKB yang berlaku adalah PKB V yang berlaku sejak tanggal 23 Agustus 2013, dan berakhir pada 23 Agustus 2015.
Telkomsel dan Infomedia juga memiliki Serikat Pekerja. Serikat Pekerja Telkomsel atau ”SEPAKAT” beranggotakan 3,972 karyawan atau 92.5% dari jumlah karyawan Telkomsel. Baik di Telkom maupun di entitas anak perusahaan yang memiliki serikat pekerja tidak pernah mengalami aksi serikat kerja yang berarti.
Sesuai dengan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.16/MEN/XI/2011 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan Serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama (“PKB”), SEKAR berhak mewakili karyawan dalam perundingan PKB dengan manajemen Perusahaan. Saat ini PKB yang berlaku adalah PKB V yang berlaku sejak tanggal 23 Agustus 2013, dan berakhir pada 23 Agustus 2015.
Telkomsel dan Infomedia juga memiliki Serikat Pekerja. Serikat Pekerja Telkomsel atau ”SEPAKAT” beranggotakan 3,972 karyawan atau 92.5% dari jumlah karyawan Telkomsel. Baik di Telkom maupun di entitas anak perusahaan yang memiliki serikat pekerja tidak pernah mengalami aksi serikat kerja yang berarti.
2.5.2.2.11.
Aktivitas Ekstrakurikuler
Kami memberikan kesempatan kepada seluruh karyawan
untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas ekstrakurikuler, terutama yang
dapat mendukung produktivitas karyawan. Aktivitas ekstrakurikuler karyawan
meliputi bidang keagamaan, budaya dan olahraga. Kegiatan ini juga terbuka bagi
keluarga karyawan, seperti dalam kompetisi pembacaan Al-Quran, paduan suara
gereja dan Utsawa Dharma Gita (Hindu) dan kegiatan olah raga.
2.5.3.
Biaya
Pendidikan & Pelatihan SDM
Untuk pelaksanaan program pelatihan dan pendidikan
selama tahun 2013, kami mengalokasikan dana Rp265,3 miliar, atau rata-rata
sebesar Rp10,6 juta per karyawan yang mengikuti program tersebut. Pada tahun
2012, biaya yang dialokasikan sebesar Rp158 miliar.
III.
ASPEK
PEMASARAN PERUSAHAAN
3.1. DISTRIBUSI DAN STRATEGI PEMASARAN
Berikut adalah saluran distribusi pemasaran utama
layanan dan produk kami:
Plasa Telkom dan GraPARI
adalah outlet/lokasi yang berfungsi sebagai walk-in customer service points,
di mana pelanggan dapat mengakses seluruh produk dan layanan kami. GraPARI
dikhususkan untuk layanan seluler dan dikelola oleh Telkomsel Selain itu outlet
seluler untuk skala kecil dengan nama GeraiHalo dikelola oleh pihak ketiga.
Contact Center
menangani pertanyaan-pertanyaan mengenai produk, layanan dan transaksi nasabah
kecuali fungsi payment. Contact center kami juga mengoperasikan
layanan pelanggan (telecaring) dan program telemarketing.
Partnership Store
adalah perpanjangan jalur distribusi melalui kerja sama dengan berbagai outlet
pemasaran pihak ketiga seperti toko komputer, toko elektronik, bank, dan
sebagainya.
Feet on The Street
adalah dealer penjualan produk kami, terutama Speedy, yang melakukan aktivitas
pemasaran secara langsung melalui door-to-door, open table, pameran,
demo produk dan aktivitas sejenis.
3.1.1.Dealer
Resmi dan Gerai Ritel
Dealer resmi dan gerai ritel,
merupakan outlet pendistribusian beragam produk telekomunikasi seperti
penjualan kartu Speedy Instan, kartu langganan Flexi, paket perdana dan voucher.
Dealer ini bersifat non-eksklusif dan mendapat potongan harga atas seluruh
produk yang mereka terima. Outlet ritel juga termasuk outlet kerjasama antara
kami, Telkomsel dan PT Pos Indonesia dan juga outlet lain seperti bank.
3.1.2.Tim
Account Manager
Tim Account
Manager, yang mengelola relasi dengan pelanggan personal
dan pelanggan bisnis serta pelanggan korporat.
3.1.3.Telkom
Solution House (“TSH”)
Telkom Solution
House (“TSH”) adalah tempat dimana
pelanggan enterprise dapat memperoleh informasi mengenai beragam solusi
TIMES, layanan dan produk, serta teknologi terkini. Informasi yang disajikan di
TSH ditayangkan dalam bentuk live demo for free (seperti Speedy,
Hotspot, PDN, IP-Phone), live demo untuk kepentingan komersial (seperti video
conference), konsultasi enterprise dan solusi ecosystem business yang
di sesusaikan dengan kebutuhan TIMES korporasi, dan demo simulasi (seperti e-Payment
& VPN melalui GSM dan Flexi).
3.1.4.SME
Centere
SME Centers
adalah fasilitas untuk pelanggan bisnis yang berfungsi sebagai communication
center dengan dukungan fasilitas perkantoran yang canggih, sebagai community
center tempat berinteraksinya pelanggan, serta sebagai commerce center
terutama untuk melayani solusi e-commerce.
3.1.5.Website
Website
Perusahaan merupakan wadah informasi seluruh produk dan layanan kami, baik
multimedia maupun telepon, yang dapat diakses pelanggan melalui situs online
korporat di www.telkom.co.id
dan www.telkomsel.com
Aktivitas komunikasi pemasaran yang efektif berperan
penting dalam memastikan bahwa penawaran produk mencapai segmen maupun potensi
pelanggan yang ditargetkan
3.2. STRATEGI PEMASARAN
Aktivitas komunikasi pemasaran yang efektif berperan
penting dalam memastikan bahwa penawaran produk mencapai segmen maupun potensi
pelanggan yang ditargetkan. Selain melalui media pemasaran tradisional secara offline
seperti pemasangan iklan di media cetak dan elektronik maupun promosi pada
acara-acara lokal, Kami juga secara intensif mulai memanfaatkan media digital
atau online untuk memasarkan produknya melalui keberadaan komunitas digital dan
membangun popularitas jejaring sosial.
Outlet Plasa Telkom dan GraPARI merupakan salah satu
saluran distribusi utama produk dan layanan kami. Selain sebagai saluran
distribusi produk langsung, outlet juga berfungsi untuk melaksanakan layanan
purna jual bagi para pelanggan kami serta menyebarkan informasi program, promo
dan produk kepada pelanggan dan pengguna akhir. Keberadaan jaringan Plasa
Telkom dan GraPARI juga memungkinkan kami untuk memantau dan meningkatkan
layanan pelanggan, kualitas penanganan keluhan serta indeks kepuasan pelanggan
pada umumnya. Sampai dengan akhir Desember 2013, kami mengoperasikan total
sebanyak 572 outlet/lokasi Plasa Telkom dan 86 GraPARI yang tersebar di seluruh
Indonesia.
Untuk mendistribusikan produk Telkom Flexi, Speedy
Instan card (SPIN Card) dan layanan seluler, kami juga menjalin kemitraan
dengan sejumlah dealer resmi dengan memberikan area penjualan khusus
yang dapat dikelola oleh masing-masing dealer secara eksklusif (kluster). Pada
akhir tahun 2013, kami memiliki kerja sama dengan 53 dealer resmi yang
mengelola lebih dari 83 ribu gerai ritel yang terbagi dalam 96 kluster. Kami
juga memiliki kerja sama dengan 7 Mitra Retail Nasional dan 17 Mitra Perbankan
Nasional.
Khusus untuk kartuHalo, Telkomsel fokus pada segmen
korporasi dan profesional dengan tingkat pemakaian yang tinggi. Pemasaran untuk
segmen ini ditangani oleh tim korporasi khusus yang bertanggung jawab untuk
membina hubungan berkelanjutan dengan pelanggan, dengan senantiasa berusaha memberikan
solusi yang tepat sesuai kebutuhan pelanggan korporasi.
Produk simPATI dan Kartu As dirancang untuk
menarik segmen yang lebih luas khususnya pelanggan muda. Telkomsel memanfaatkan
jalur pemasaran above and below the line, dengan melakukan kampanye
ke sekolah dan komunitas tertentu selain memasang iklan di media cetak dan
elektronik, menerapkan metode pemasaran seperti sisipan tagihan, tayangan
point-of-sale serta acara promosi dan sponsorship.
Seiring dengan perubahan perilaku konsumen dan gaya hidup
masyarakat, kami juga aktif mengembangkan kerja sama penjualan skala nasional
dengan beberapa Mitra seperti Samsung, Intel dan lain-lain. Melalui kemitraan
tersebut, kami menjual produk-produk berbasis bundle melalui jaringan
gerai penjualan milik Mitra yang bersangkutan (Partnership Store).
Guna mendukung kemajuan bisnis layanan broadband
internet serta sebagai strategi untuk menyebarluaskan manfaat teknologi
internet kepada masyarakat pada umumnya dan meningkatkan pengetahuan pelanggan
terhadap aplikasi dan produk broadband internet pada khususnya, kami
juga mengoperasikan fasilitas Broadband Learning Center (“BLC”).
Fasilitas BLC dilengkapi dengan ruang-ber-AC, perangkat PC, koneksi broadband
internet, papan tulis, materi pengajaran dan sekaligus pengajar atau
pembicara, baik dari internal kami maupun bekerjasama dengan institusi lain.
Sasaran dari program ini adalah kelompok masyarakat yang belum menggunakan
layanan internet, atau kelompok masyarakat yang ingin memperdalam
pengetahuan internet dan teknologi informasi (TI), seperti para siswa
sekolah dan mahasiswa. Selain untuk acara yang kami kelola, keberadaan BLC ini
juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk berbagai acara yang
terkait dengan pendidikan dan pengembangan TI. Sampai dengan akhir 2013, kami
telah memiliki 218 lokasi BLC yang tersebar di seluruh Indonesia.
3.3. Pangsa Pasar
Kontribusi terbesar terhadap pendapatan kami adalah
pendapatan seluler. Untuk informasi pangsa pasar seluler, lihat bagian
“Informasi Tambahan (bagi Pemegang Saham ADR) – Persaingan – Seluler”.
IV.
ASPEK
KEUANGAN PERUSAHAAN
4.1. Pendapatan Telkom
Tabel berikut menunjukkan pendapatan Telkom, yang
dikelompokkan sesuai dengan produk dan jasa utama Telkom selama tiga tahun dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Setiap item dinyatakan dalam
persentase dari jumlah pendapatan:
4.1.1.Pendapatan
Telepon Seluler
Pendapatan telepon seluler selama tiga tahun dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut, dengan setiap item
dinyatakan dalam persentase dari jumlah pendapatan:
4.1.2.Pendapatan
Telepon Tidak Bergerak
Pendapatan telepon tidak bergerak selama tiga tahun
dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut, dengan setiap item
dinyatakan dalam persentase dari jumlah pendapatan:
4.1.3.Pendapatan
Data, Internet dan Jasa Teknologi Informatika
Pendapatan data, internet, dan jasa teknologi
informatika selama tiga tahun dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah
sebagai berikut, dengan setiap item dinyatakan dalam persentase dari
jumlah pendapatan:
4.1.4.Pendapatan
Interkoneksi
Pendapatan interkoneksi selama tiga tahun dari tahun
2009 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut, dengan setiap item
dinyatakan dalam persentase dari jumlah pendapatan:
4.1.5.Pendapatan
Jaringan
Pendapatan jaringan selama tiga tahun dari tahun
2009 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut, dengan setiap item
dinyatakan dalam persentase dari jumlah pendapatan:
4.1.6.Pendapatan
Jasa Telekomunikasi Lainnya
Pendapatan jasa telekomunikasi lainnya selama tiga
tahun dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut, dengan
setiap item dinyatakan dalam persentase dari jumlah pendapatan:
4.2. Beban Telkom
Tabel berikut menampilkan beban Telkom selama tiga
tahun dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut, dengan
setiap item dinyatakan dalam persentase dari jumlah beban:
4.2.1.Beban
Operasi, Pemeliharaan, dan Jasa Telekomunikasi
Beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi
selama tiga tahun dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai
berikut, dengan setiap item dinyatakan dalam persentase dari jumlah
beban:
4.2.2.Beban
Penyusutan dan Amortisasi
Beban penyusutan dan amortisasi selama tiga tahun
dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut, dengan setiap item
dinyatakan dalam persentase dari jumlah beban:
4.2.3.Beban
Karyawan
Beban karyawan selama tiga tahun dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut, dengan setiap item
dinyatakan dalam persentase dari jumlah beban:
4.2.4.Beban
Interkoneksi
Beban interkoneksi selama tiga tahun dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut, dengan setiap item
dinyatakan dalam persentase dari jumlah beban:
4.2.5.Beban
Pemasaran
Beban pemasaran selama tiga tahun dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut, dengan setiap item
dinyatakan dalam persentase dari jumlah beban:
4.2.6.Beban
Umum dan Administrasi
Beban umum dan administrasi selama tiga tahun dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut, dengan setiap item
dinyatakan dalam persentase dari jumlah beban:
4.3. Tinjauan Keuangan
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011
dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010
4.3.1.Pendapatan
Jumlah pendapatan meningkat sebesar Rp2.624 miliar,
atau 3,8%, dari Rp68.629 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp71.253 miliar pada
tahun 2011. Peningkatan pendapatan di tahun 2011 terutama disebabkan oleh
peningkatan pendapatan data, internet dan jasa teknologi informatika, jaringan
dan jasa telekomunikasi lainnya yang diimbangi dengan penurunan pendapatan
telepon tidak bergerak, pendapatan telepon seluler dan interkoneksi. Pendapatan
telepon seluler, yang merupakan komponen terbesar dari pendapatan Kami,
menunjukkan sedikit penurunan sebesar Rp536 miliar, atau 1,8% di tahun 2011.
4.3.1.1.
Pendapatan
Telepon
Pendapatan Telepon Seluler
Pendapatan telepon seluler menurun sebesar Rp536
miliar, atau 1,8%, dari Rp29.134 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp28.598 miliar
pada tahun 2011 terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan pemakaian, yang
diimbangi dengan peningkatan pendapatan fitur.
Pendapatan pemakaian menurun sebesar Rp835 miliar,
atau 3,0% dari Rp28.024 miliar di tahun 2010 menjadi Rp27.189 miliar di tahun
2011 disebabkan oleh penurunan pemakaian lokal. Penurunan pada pemakaian
diimbangi dengan peningkatan pada pendapatan fitur sebesar Rp256 miliar, atau
44,0%, dari Rp582 miliar di tahun 2010 menjadi Rp838 miliar di tahun 2011.
4.3.1.2.
Pendapatan
Sambungan Telepon Tidak Bergerak
Pendapatan sambungan telepon tidak bergerak menurun
sebesar Rp1.321 miliar, atau 10,2%, dari Rp12.940 miliar pada tahun 2010
menjadi Rp11.619 miliar pada tahun 2011. Penurunan pendapatan sambungan telepon
tidak bergerak terutama disebabkan oleh penurunan pada pendapatan pemakaian
sebesar Rp1.074 miliar, atau 11,6%, dari Rp9.287 miliar pada tahun 2010 menjadi
Rp8.213 miliar pada tahun 2011 disebabkan oleh penurunan pemakaian lokal dan
SLJJ. Kemudian, pendapatan abonemen bulanan juga menurun sebesar Rp247 miliar,
atau 7,6% di tahun 2011. Penurunan pendapatan sambungan telepon tidak bergerak
ini disebabkan oleh penurunan penggunaan layanan telepon tidak bergerak karena
adanya teknologi baru.
4.3.1.3.
Pendapatan
Data, Internet dan Jasa Teknologi Informatika
Pendapatan data, internet dan jasa teknologi
informatika meningkat sebesar Rp4.123 miliar, atau 20,8%, dari Rp19.801 miliar
pada tahun 2010 menjadi Rp23.924 miliar pada tahun 2011. Peningkatan pendapatan
ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan data, internet dan jasa
teknologi informatika sebesar Rp2.251 miliar, atau 27,1%, dari Rp8.297 miliar
di tahun 2010 menjadi Rp10.548 miliar di tahun 2011. Peningkatan ini sebagian
disebabkan oleh peningkatan pelanggan Speedy sebesar 23,4%, dari 1,6 juta
pelanggan di tahun 2010 menjadi 1,8 juta pelanggan di tahun 2011, dan
peningkatan pelanggan Flash sebesar 44,7%, dari 3,8 juta pelanggan di tahun
2010 menjadi 5,5 juta pelanggan di tahun 2011. Peningkatan ini juga disebabkan
oleh peningkatan volume data yang melalui jaringan VPN sebesar 18,4%, dari
24.237 Mbps menjadi 28.702 mbps, dan peningkatan volume data yang melalui Metro
ethernet sebesar 131,0%, dari 60.924 Mbps menjadi 140.733 Mbps. Keduanya
berkontribusi pada peningkatan pendapatan.
Pendapatan SMS juga berkontribusi terhadap
peningkatan pendapatan sebesar Rp1.804 miliar atau 16,0% dari Rp11.289 miliar
pada tahun 2010 menjadi Rp13.093 miliar pada tahun 2011. Peningkatan ini
disebabkan oleh peningkatan volume SMS sebesar 13,4% dari 199,6 miliar SMS di
tahun 2010 menjadi 226,4 miliar SMS di tahun 2011.
4.3.1.4.
Pendapatan
Interkoneksi
Pendapatan interkoneksi menurun sebesar Rp226
miliar, atau 6,1% dari Rp3.735 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp3.509 miliar
pada tahun 2011. Pendapatan interkoneksi internasional menurun sebesar Rp123
miliar, atau 7,9%, dari Rp1.561 miliar di tahun 2010 menjadi Rp1.438 miliar di
tahun 2011. Pendapatan interkoneksi domestik dan transit menurun sebesar Rp103
miliar, atau 4,7%, dari Rp2.174 miliar di tahun 2010 menjadi Rp2.071 miliar di
tahun 2011. Penurunan pendapatan interkoneksi sebagian disebabkan oleh
penurunan pendapatan interkoneksi seluler sebesar Rp113 miliar, atau 6,0%, yang
disebabkan oleh promosi dari industri seluler dengan mengurangi tarif panggilan
antar sesama pelanggan dalam satu penyedia jaringan. Selain itu, pemerintah
menetapkan tarif interkoneksi yang lebih rendah di tahun 2011 dibandingkan
dengan tarif di tahun 2010. Penurunan pendapatan interkoneksi juga disebabkan
oleh peningkatan substantial pada penggunaan VoIP untuk melakukan panggilan,
termasuk melalui telepon seluler dengan menggunakan aplikasi seluler VoIP.
Pendapatan interkoneksi terdiri dari pendapatan
interkoneksi dari sambungan telepon tidak bergerak dan pendapatan interkoneksi
dari jaringan seluler Telkomsel. Pendapatan interkoneksi termasuk sambungan
langsung incoming dari layanan SLI (TIC-007).
Jumlah pendapatan interkoneksi berkontribusi sebesar
4,9% dari pendapatan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2011 dibandingkan dengan 5,4% untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2010.
4.3.1.5.
Pendapatan
Jaringan
Pendapatan jaringan meningkat sebesar Rp243 miliar,
atau 23,0%, dari Rp1.058 miliar di tahun 2010 menjadi Rp1.301 miliar pada tahun
2011 terutama disebabkan oleh peningkatan substansial pada pendapatan sewa
sirkit sebesar Rp224 miliar, atau 32,6%, dari Rp687 miliar di tahun 2010
menjadi Rp911 miliar di tahun 2011. Peningkatan ini disebabkan oleh
meningkatnya kapasitas sewa sirkit dari 40.451 E1 di tahun 2010 menjadi 118.357
E1 di tahun 2011 sejalan dengan peningkatan permintaan akibat pertumbuhan
ekonomi yang diimbangi dengan penurunan tarif sewa sirkit.
Pendapatan sewa transponder satelit meningkat
sebesar Rp19 miliar, atau 5,1%, dari Rp371 miliar di tahun 2010 menjadi Rp390
miliar di tahun 2011 yang disebabkan oleh peningkatan kapasitas sewa yang
mengikuti peningkatan permintaan.
4.3.1.6.
Pendapatan
Jasa Telekomunikasi Lainnya
Pada tahun 2011, pendapatan Telkom dari jasa
telekomunikasi lainnya meningkat sebesar Rp341 miliar, atau 17,4%, dari Rp1.961
miliar pada tahun 2010 menjadi Rp2.302 miliar pada tahun 2011. Peningkatan
pendapatan ini terutama berasal dari peningkatan pendapatan TV berbayar sebesar
Rp100 miliar, atau 62,9%, dari Rp159 miliar di tahun 2010 menjadi Rp259 miliar
pada tahun 2011; peningkatan kompensasi KPU sebesar Rp88 miliar, atau 25,7%
dari Rp342 miliar di tahun 2010 menjadi Rp430 miliar di tahun 2011 serta
pendapatan lain-lain sebesar Rp245 miliar, atau 209,4% dari Rp 117 miliar pada
tahun 2010 menjadi Rp362 miliar pada tahun 2011.
Pendapatan TV berbayar meningkat disebabkan oleh
peningkatan substansial pada pelanggan TelkomVision sebesar 369,7% dari 212,9
ribu pelanggan di tahun 2010 menjadi 1 juta pelanggan di tahun 2011 akibat
promosi yang intensif dan penurunan tarif. Pendapatan dari kompensasi KPU
meningkat disebabkan oleh pendapatan dari proyek KPU di tahun 2011 untuk
membangun layanan pusat internet di berbagai ibu kota provinsi. Pendapatan
lain-lain meningkat disebabkan oleh pendapatan dari bisnis direktori telepon
menjadi Rp349 miliar pada tahun 2011.
4.3.2.Beban
Jumlah beban meningkat sebesar Rp3.716 miliar, atau
8,0% dari Rp46.254 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp49.970 miliar pada tahun
2011. Peningkatan jumlah beban terutama disebabkan oleh meningkatnya beban
karyawan, beban pemasaran serta beban interkoneksi. Penjelasan lebih lanjut
adalah sebagai berikut:
4.3.2.1.
Beban
Operasi, Pemeliharaan dan Jasa Telekomunikasi
Beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi
meningkat sebesar Rp326 miliar, atau 2,0%, dari Rp16.046 miliar pada tahun 2010
menjadi Rp16.372 miliar pada tahun 2011. Peningkatan beban operasi,
pemeliharaan dan jasa telekomunikasi terutama disebabkan oleh peningkatan pada
beban pemeliharaan menara, gedung perkantoran dan BTS sebesar Rp355 miliar,
atau 4,0%, disebabkan oleh meningkatnya beban yang terkait dengan peningkatan
kapasitas stasiun penerima dan transmisi serta layanan broadband.
Peningkatan beban operasi, pemeliharaan dan jasa
telekomunikasi juga disebabkan oleh hal-hal lain berikut:
·
Beban sewa sirkit dan CPE meningkat
sebesar Rp191 miliar, atau 88,8%, dari Rp215 miliar di tahun 2010 menjadi Rp406
miliar di tahun 2011;
·
Beban hak penyelenggaraan dan KPU
meningkat sebesar Rp58 miliar, atau 4,9%, dari Rp1.177 miliar di tahun 2010
menjadi Rp1.235 miliar di tahun 2011. Peningkatan beban ini mengikuti
peningkatan jumlah pendapatan sebesar 3,8%; dan
·
Beban asuransi meningkat sebesar Rp47
miliar, atau 12,2%, dari Rp384 miliar di tahun 2010 menjadi Rp431 miliar di
tahun 2011. Peningkatan ini disebabkan oleh beban asuransi atas kerusakan kabel
bawah laut terkait bencana tsunami di Sumatera Barat dan gempa di Sumbawa pada
tahun 2010.
Peningkatan di atas dimbangi oleh hal-hal berikut:
·
Beban pokok penjualan telepon, set top
box, kartu SIM dan RUIM menurun sebesar Rp188 miliar, atau 17,6%, dari Rp1.067
miliar di tahun 2010 menjadi Rp879 miliar di tahun 2011. Penurunan ini
disebabkan oleh kemasan yang lebih murah untuk kartu SIM dan RUIM;
·
Beban pokok jasa teknologi informatika
menurun sebesar Rp56 miliar, atau 28,0%, dari Rp200 miliar di tahun 2010
menjadi Rp144 miliar di tahun 2011. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya
jumlah lisensi software akibat berakhirnya beberapa lisensi software dan
penunjukan Sigma sebagai penyedia software serta menurunnya beban pemeliharaan software;
dan
·
Beban pemakaian frekuensi radio menurun
sebesar Rp46 miliar, atau 1,6%, dari Rp2.892 miliar di tahun 2010 menjadi
Rp2.846 miliar di tahun 2011, disebabkan oleh peraturan baru yang dikeluarkan
pada tanggal 13 Desember 2010, dimana biaya hak pakai BTS yang dibayarkan
kepada pemerintah tidak lagi dihitung berdasarkan jumlah BTS yang dipakai,
namun dihitung berdasarkan bandwidth yang digunakan.
4.3.2.2.
Beban
Penyusutan dan Amortisasi
Beban penyusutan dan amortisasi meningkat sebesar
Rp251 miliar, atau 1,7%, dari Rp14.612 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp14.863
miliar pada tahun 2011 yang terutama disebabkan oleh meningkatnya beban
penyusutan sebesar Rp616 miliar, atau 4,7%, dari Rp13.085 miliar di tahun 2010
menjadi Rp13.701 miliar di tahun 2011, disebabkan oleh beban penyusutan
fasilitas pendukung, BTS dan peralatan switching diimbangi dengan penurunan
beban penyusutan untuk jaringan kabel, peralatan pemrosesan data serta sewa
pembiayaan.
Terdapat penurunan beban amortisasi sebesar Rp928
miliar, atau 60,7% terutama karena aset tak berwujud terkait dengan KSO telah
diamortisasi sepenuhnya pada tanggal 31 Desember 2010, sesuai dengan
berakhirnya KSO pada tanggal tersebut. Pada tahun 2011, aset tak berwujud
tersebut telah dihapusbukukan.
Setelah mempertimbangkan persaingan yang meningkat
dalam pasar layanan telepon nirkabel tidak bergerak yang berdampak pada tarif
rata-rata yang lebih rendah, menurunnya jumlah pelanggan aktif, dan menurunnya
rata-rata pendapatan per pelanggan (“Average Revenue Per User” atau “ARPU”),
kami melakukan pengujian penurunan nilai untuk unit penghasil kas layanan
telepon nirkabel tidak bergerak. Lihat Bab 3 “Faktor-faktor Risiko – Layanan
telepon nirkabel tidak bergerak kami mengalami persaingan ketat”. Jumlah
tercatat aset terkait layanan telepon nirkabel tidak bergerak yang mengalami
penurunan nilai diturunkan hingga sebesar jumlah terpulihkan, yang ditentukan
berdasarkan perhitungan estimasi nilai pakai. Dalam menentukan nilai pakai,
Perusahaan dan entitas anak menggunakan pertimbangan manajemen dalam menentukan
proyeksi kinerja operasional masa depan, dan dalam menentukan tingkat
pertumbuhan dan tingkat diskonto.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut diterapkan
berdasarkan pemahaman kami atas informasi historis dan ekspektasi atas kinerja
operasional masa depan. Proyeksi arus kas mencerminkan ekspektasi manajemen
terhadap pendapatan, pertumbuhan laba sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan
amortisasi (“Earnings Before Interest, Tax, Depreciation, and Amortisation”
atau “EBITDA”), dan arus kas operasi atas dasar unit penghasil kas layanan
telepon nirkabel tidak bergerak menghasilkan surplus arus kas bersih sejak
tahun 2013 dan pengembalian tingkat profitabilitas di tahun 2016. Proyeksi arus
kas manajemen juga mempertimbangkan ekspektasi wajar manajemen terhadap
perkembangan kondisi ekonomi makro dan ekspektasi pasar terhadap industri
telekomunikasi di Indonesia. Proyeksi tersebut mengasumsikan bahwa manajemen
akan menerima lisensi dan menyelenggarakan jasa layanan telepon nirkabel
bergerak secara efektif yang akan mengeliminasi keterbatasan pada jasa yang
diselenggarakan sekarang dimana hanya dapat digunakan oleh pelanggan dalam kode
area tertentu. Manajemen menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak sebesar
11,4%, yang berasal dari perhitungan rata-rata tertimbang biaya modal
Perusahaan setelah pajak dan diperbandingkan dengan data eksternal yang
tersedia. Tingkat pertumbuhan perpetuitas yang digunakan adalah 0% dengan
asumsi jumlah pelanggan akan terus meningkat setelah lima tahun, rata-rata
pendapatan per pelanggan akan menurun sehingga hanya tingkat pertumbuhan jangka
panjang yang dapat diabaikan akan dicapai dalam pasar yang kompetitif.
Perusahaan menentukan kelompok aset dalam unit
penghasil kas layanan telepon nirkabel tidak bergerak mengalami penurunan nilai
pada 31 Desember 2011, yang menyebabkan rugi penurunan nilai sebesar Rp 563
miliar (2010: nihil) diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
sebagai bagian dari “Penyusutan dan amortisasi”. Perubahan asumsi penting, termasuk
asumsi tingkat diskonto atau tingkat pertumbuhan dalam proyeksi arus kas, dapat
mempengaruhi secara material perhitungan nilai pakai. Kenaikan sebesar 1% pada
tingkat diskonto yang digunakan akan menambah rugi penurunan nilai menjadi Rp
907 miliar. Namun jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas layanan telepon
nirkabel tidak bergerak sangat dipengaruhi oleh keberhasilan manajemen dalam
melaksanakan rencananya, termasuk rencana untuk menyelenggarakan jasa layanan
telepon nirkabel bergerak, yang diharapkan akan menghasilkan surplus arus kas
dan tingkat profitabilitas sesuai proyeksi. Apabila kinerja dari unit penghasil
kas layanan telepon nirkabel tidak bergerak terus mengalami penurunan atau
rencana-rencana manajemen tidak terlaksana seperti yang diharapkan dalam
periode keuangan selanjutnya, analisa harus dilakukan untuk menentukan apakah
terdapat tambahan penurunan nilai di tahun yang akan datang.
4.3.2.3.
Beban
Karyawan
Beban karyawan meningkat sebesar Rp1.223 miliar,
atau 16,7%, dari Rp7.332 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp8.555 miliar pada
tahun 2011. Peningkatan beban karyawan ini sebagian disebabkan oleh kenaikan
beban gaji dan tunjangan sebesar Rp250 miliar, atau 9,1%, dari Rp2.751 miliar
di tahun 2010 menjadi Rp3.001 miliar di tahun 2011. Peningkatan ini disebabkan
oleh kenaikan gaji dasar tahunan sebesar 8,0% untuk mengimbangi inflasi.
Selain itu, kenaikan juga disebabkan oleh adanya
beban program pensiun dini sebesar Rp517 miliar di tahun 2011 dan tidak adanya
program pensiun dini yang ditawarkan di 2010. Beban cuti, insentif dan
tunjangan lainnya juga memberikan kontribusi kenaikan sebesar Rp240 miliar,
atau 9,3%, dari Rp2.574 miliar di tahun 2010 menjadi Rp2.814 miliar di tahun
2011, terutama disebabkan oleh kenaikan insentif.
Beban pajak penghasilan karyawan juga meningkat
sebesar Rp247 miliar, atau 31,0%, dari Rp796 miliar di tahun 2010 menjadi
Rp1.043 miliar di tahun 2011. Peningkatan ini mengikuti peningkatan beban gaji
dan tunjangan.
4.3.2.4.
Beban
Interkoneksi
Beban interkoneksi meningkat sebesar Rp469 miliar,
atau 15,2%, dari Rp3.086 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp3.555 miliar pada
tahun 2011. Beban interkoneksi meningkat terutama disebabkan peningkatan beban
interkoneksi domestik seluler dan transit (beban interkoneksi untuk panggilan
antara sesama pelanggan Telkomsel yang diarahkan melalui jaringan operator
lain), sebesar Rp434 miliar, atau 21,9% sejalan dengan peningkatan pada jumlah
pelanggan Telkomsel di 2011 sebesar 13,8%.
Beban interkoneksi mencapai 7,1% dari jumlah beban
konsolidasian untuk tahun 2011 dibandingkan dengan 6,7% untuk tahun 2010.
4.3.2.5.
Beban
Pemasaran
Beban pemasaran meningkat sebesar Rp753 miliar, atau
29,8%, dari Rp2.525 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp3.278 miliar pada tahun
2011, terutama disebabkan oleh peningkatan beban iklan dan promosi sebesar
Rp749 miliar, atau 37,6%. Peningkatan beban iklan dan promosi ini disebabkan
oleh perubahan skema insentif dealer di Telkomsel.
4.3.2.6.
Beban
Umum dan Administrasi
Beban umum dan administrasi meningkat sebesar Rp398
miliar, atau 15,7%, dari Rp2.537 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp2.935 miliar
pada tahun 2011, sebagian disebabkan oleh peningkatan substansial beban
penyisihan piutang ragu-ragu dan persediaan usang sebesar Rp358 miliar, atau
68,2%, dari Rp525 miliar di tahun 2010 menjadi Rp883 miliar di tahun 2011.
Peningkatan ini disebabkan perubahan perhitungan piutang ragu-ragu berdasarkan
umur piutang menjadi tingkat kolektibilitas.
Selain itu, beban sumbangan sosial meningkat sebesar
Rp119 miliar, atau 69,6%, dari Rp171 miliar di tahun 2010 menjadi Rp290 miliar
di tahun 2011. Peningkatan ini disebabkan oleh ketetapan pemegang saham untuk
meningkatkan jumlah dana yang dialokasikan untuk tanggung jawab sosial
perusahaan dari 1,0% jumlah laba komprehensif di tahun 2010 menjadi 2,0% jumlah
laba komprehensif di tahun 2011. Dana ini dialokasikan secara merata untuk
pembangunan komunitas dan program kemitraan.
Beban jasa profesional meningkat sebesar Rp72
miliar, atau 44,2%, dari Rp163 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp235 miliar pada
tahun 2011.
Peningkatan beban jasa profesional, sumbangan sosial
serta beban penyisihan piutang ragu-ragu dan persediaan usang diimbangi oleh
penurunan substansial beban keamanan dan screening sebesar Rp118 miliar, atau
54,9%, dari Rp215 miliar di tahun 2010 menjadi Rp97 miliar di tahun 2011.
Penurunan ini disebabkan oleh kebijakan Telkom untuk melakukan penurunan jumlah
tenaga kerja keamanan dan menggunakan tenaga kerja keamanan dari Anak
Perusahaan, bukan dari pihak ketiga.
Selain itu beban penagihan menurun sebesar Rp74 miliar,
atau 18,5%, dari Rp401 miliar di tahun 2010 menjadi Rp327 miliar di tahun 2011.
4.3.2.7.
(Laba)
Rugi Selisih Kurs - bersih
(Laba) rugi selisih kurs bersih menurun sebesar
Rp253 miliar, atau 588,4% dari laba selisih kurs sebesar Rp43 miliar pada tahun
2010 menjadi rugi selisih kurs sebesar Rp210 miliar pada tahun 2011. Penurunan
ini terutama disebabkan oleh apresiasi mata uang Yen dan Dolar AS sebesar 5,6%
dan 0,7% di tahun 2011 yang berakibat pada peningkatan biaya hutang dalam
denominasi Yen dan Dolar AS.
4.3.3.Laba
dan Marjin Laba
Sebagai hasil dari hal-hal yang dijelaskan
sebelumnya, laba menurun sebesar Rp975 miliar, atau 4,3%, dari Rp22.923 miliar
pada tahun 2010 menjadi Rp21.948 miliar pada tahun 2011. Sementara itu,
pendapatan meningkat sebesar Rp2.624 miliar atau 3,8%. Marjin laba menurun dari
33,1% pada tahun 2010 menjadi 30,5% pada tahun 2011.
4.3.4.Laba
Sebelum Pajak dan Marjin Laba Sebelum Pajak
Sebagai hasil dari hal-hal yang dijelaskan
sebelumnya, laba sebelum pajak menurun sebesar Rp559 miliar, atau 2,6% dari
Rp21.416 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp20.857 miliar pada tahun 2011. Marjin
laba sebelum pajak menurun dari 31,0% pada tahun 2010 menjadi 29,0% pada tahun
2011.
4.3.5.Beban
Pajak Penghasilan
Beban pajak penghasilan menurun sebesar Rp159
miliar, atau 2,9%, dari Rp5.546 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp5.387 miliar
pada tahun 2011, mengikuti penurunan laba sebelum pajak sebesar 2,9%.
4.3.6.Laba
Tahun Berjalan yang dapat Diatribusikan kepada Kepentingan Non Pengendali
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada
kepentingan nonpengendali meningkat sebesar Rp172 miliar, atau 4,0%, dari
Rp4.333 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp4.505 miliar pada 2011.
4.3.7.Laba
Tahun Berjalan yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk menurun sebesar Rp572 miliar, atau 5,0%, dari Rp11.537
miliar pada tahun 2010 menjadi Rp10.965 miliar pada tahun 2011.
4.3.8.Ekuitas
Jumlah ekuitas meningkat sebesar Rp4.566 miliar,
atau 8,1%, dari Rp56.415 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp60.981 miliar pada
tahun 2011. Peningkatan jumlah ekuitas terutama disebabkan oleh jumlah laba
komprehensif tahun berjalan sebesar Rp15.481 miliar pada tahun 2011, diimbangi
dengan dividen tunai sebesar Rp8.849 miliar dan pembelian modal saham yang
diperoleh kembali sebesar Rp2.059 miliar. Sebagai hasilnya, laba ditahan
mengalami peningkatan sebesar Rp5.146 miliar, atau 19,4% dari Rp41.908 miliar
pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi Rp47.054 miliar pada tanggal 31 Desember
2011.
Laba bersih per saham menurun sebesar Rp27 atau 4,6%
dari Rp587 di tahun 2010 menjadi Rp560 di tahun 2011.
Sumber :
http://www.putra-putri-indonesia.com/mendirikan-perusahaan.html
http://www.putra-putri-indonesia.com/syarat-pendirian-perusahaan.html
http://www.telkom.co.id/tentang-telkom
http://www.telkom.co.id/tentang-telkom/struktur-perusahaan
http://www.telkom.co.id/struktur-organisasi-perusahaan.html
http://www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0035_distribusi.html
http://meisnanda.blogspot.co.id/2015/01/tugas-3-softskill-pengembangan-rencana.html
http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0702_pendapatan.html
http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0703_beban.html
http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0704_keuangan.html
Komentar
Posting Komentar