Nama
: Imam Wahyu B.
Mata
Kuliah : Ilmu Sosial Dasar
Kelas
: 1IA01
NPM
: 54413321
MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin hari semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan murid-muridnya. Banyak guru-guru saat ini yang kurang kompeten. Banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain atau kekurangan dana. Kecuali guru-guru lama yang sudah lama mendedikasikan dirinya menjadi guru yang memiliki pengalaman yang dalam mengenai mengajar dan pelajaran yang mereka ajarkan. Jika fenomena ini dibiarkan berlanjut, tidak lama lagi pendidikan di Indonesia akan hancur mengingat banyak guru-guru berpengalaman yang pensiun.
Solusi Masalah Pendidikan Indonesia
Guru
sangat memiliki peran dalam dunia pendidikan. Ruh pendidikan
sesungguhnya terletak dipundak guru. Bahkan, baik buruknya atau berhasil
tidaknya pendidikan hakikatnya ada di tangan guru. Sebab, sosok guru
memiliki peranan yang strategis dalam ”mengukir” peserta didik menjadi
pandai, cerdas, terampil, bermoral dan berpengetahuan luas sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional.
Anies Baswedan menilai guru merupakan ujung tombak masalah pendidikan Indonesia,
sebab edukasi merupakan proses interaksi antarmanusia. ”Jika kita
memperhatikan kualitas, distribusi dan kesejahteraan guru, saya rasa
kita bisa menyelesaikan sebagian masalah pendidikan di Indonesia,” kata
Anies Baswedan.
Seorang
guru yang baik adalah mereka yang memenuhi persyaratan kemampuan
profesional baik sebagai pendidik, pengajar maupun pemimpin. Di sinilah
letak pentingnya standar mutu profesional guru untuk menjamin proses
belajar mengajar dan hasil belajar yang bermutu.
Pendidikan yang berkarakter harus lebih ditekankan bukan pendidikan yang berorientasi kepada nilai. Ada
sebuah kata bijak mengatakan, ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa
ilmu adalah lumpuh. Sama juga artinya bahwa pendidikan kognitif tanpa pendidikan
karakter adalah buta. Hasilnya, karena buta tidak bisa berjalan,
berjalan pun dengan asal nabrak. Kalaupun berjalan dengan menggunakan
tongkat tetap akan berjalan dengan lambat. Sebaliknya, pengetahuan
karakter tanpa pengetahuan kognitif, maka akan lumpuh sehingga mudah
disetir, dimanfaatkan dan dikendalikan orang lain. Untuk itu, penting
artinya untuk tidak mengabaikan pendidikan karakter anak didik.
Berdasarkan
penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan
seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan
teknis dan kognisinyan (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan
mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini
mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen hard skill
dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Dan, kecakapan soft skill ini
terbentuk melalui pelaksanaan pendidikan karater pada anak didik.
Yang
tidak kalah penting adalah peran orang tua dirumah harus mampu menjadi
teladan yang baik bagi anaknya. Dan masalah infrastruktur yang saat ini
belum mumpuni dan materi pendidikan juga harus lebih diperhatikan
pemerintah.
Apabila
semua ini dapat terlaksana maka sistem pendidikan Indonesia dapat
melahirkan generasi-generasi yang unggul dan berakhlak mulia.
Komentar
Posting Komentar